“Lo masih perawan tidak Dhea? Aku jambak rambutnya dan menariknya. XXX Hindi Sekarang kutarik lagi rambutnya, membuat kepala Dhea terangkat. “Buka lagi manis. Ia menatap mataku, air mata membuat pipi Dhea berkilat tertimpa cahaya lampu kamarnya. Mata Dhea terbuka menatapku tidak bisa bernafas. Lo benar-benar cantik. “Lo masih perawan tidak Dhea? Dhea masih menangis dan gemetar. Dia ternyata tidak basah sama sekali. Aku balik lagi badannya, karena aku tahu aku lebih mudah ngerjain Dhea lewat depan. Tapi waktu aku sampai di depan kamar tidur Dhea rumah itu masih gelap dan sunyi senyap. “Buka lagi manis. “Kalau aku lepasin tanganku, lo berguling tengkurap dan jangan berisik atau aku potong leher lo.” Aku tentu tidak bermaksud akan membunuh dia, tapi paling tidak itu berhasil bikin Dhea ketakutan. Setiap langkahku seperti membuat seluruh rumah berderit dan aku siap meloncat melarikan diri.
