Marlene menatap langit-langit dan menunggu apa yang akan kulakukan. Bokep Memangnya siapa Marlene ini.. Yess.. Uuhh.. Ya ampuun, cantik sekali dia. Aku merasakan dadanya padat dan sekal, seketika itu juga kontolku segera menegang, sangat tegang sehingga terasa sakit minta dikeluarkan.Ia mendorongku ke kasur, mencumbuku dari leher terus ke bawah hingga perut. “Baiklah, ayo naik” kataku memperbolehkan.Wajahnya segera menyungging senyum, dia menaikkan pinggul sexynya ke atas jok motorku. “Oh, maaf” gara-gara dadanya aku jadi tertegun.Sejurus kemudian kami sudah melaju di tengah jalan raya, dadanya semakin ketat saja menempel di punggungku. Tinggiku 174 cm, kulitku putih sehingga kurasa penampilanku cukup menarik. Ahh.. Tapi mengapa aku begitu jual mahal. “Rumahmu sepi sekali, mana kedua orang tuamu?”
“Ayah dan ibuku bekerja di luar negeri, sedangkan pembantuku sedang mudik lebaran. Bisa-bisanya dia bicara begitu, dasar rayuan gombal. Cewek cakep begini.. Yeess.. Eriik.. Marlene terus mengerang-erang, dan membuang mukanya ke kiri kanan. Marlene, nama itu baru kali ini membuatku merasa ada yang aneh. Marlene sungguh cantik.