Clitoris Pipit yang sebesar kacang itu kuhajar dengan kilatan kilatan lidahku, kuhisap, kuplintir-plintir dengan segala keberingasanku. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Desi porn Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Pipit ke Malaysia. Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Pipit. Keluar.. Nafas Pipit mulai tak beraturan ketika jilatanku kualihkan dibibir vaginanya. Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Pipit datang dengan ngobrol dan bercanda. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Tak lama setelah keberangkatan Pipit aku pindah ke Jakarta. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. Tak lama kemudian kedua paha Pipit mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…
“Aauh.. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Lagipula aku memang orang yang tidak terlalu fanatik norma kesucian, bagiku lebih nikmat dengan tidak memikirkan hal-hal
Di Kamar Ayah
Actors:
Taylor Raz / Tiffany Kohl