“Nia.. Lampu, sempat aku celingukan seperti orang bingung menatap sekelilingku. Desi XXX mm.. Dia benar-benar marah ketika mengetahui bahwa aku melupakan janjiku untuk mengantarnya les hanya demi bandku. Hah? ah..”
Nia mengeluh saat tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menaruhnya di entah bagian mana dari kemaluannya dan mendudukinya.“Aacchh..” batang kemaluanku terasa sakit. Sip, pikiranku mulai bergerak cepat dalam kondisi setengah sadar. my lady.”Ternyata begitu, hmm.. Nanti Papa pulang loh..” mama berteriak dari dalam kamar. agg.. “Tentu.. Aku berusaha menekan lagi,
“Ahhkk..”
Kami mengerang bersamaan, kutekan-tekan batang kemaluanku, tanganku menggapai susunya dan meremas-remas, membuat kepalanya terangkat ke belakang.Keringat di tubuhku semakin deras karena kurangnya ventilasi di dalam mobil, dan karena segala gerakan yang kulakukan. “Ssshh.. Soalnya di sana satu-satunya toko buku bermutu dimana kita bisa membaca gratis. Kuraba betisnya, menelusuri kulit pahanya yang mulus, dan meletakkan telapak tanganku di permukaan belahan pahanya, beristirahat sejenak, menikmati genggamannya di pergelangan tangaku yang menguat.
