Besok Riko, cowok yang ganteng itu akan datang menemuiku di hotel ini. Desi XXX ia orang yang “lain”, tampan & simpatik, kuakui saya pernah menyukainya. Cihuy lagi! “Kartu baru, saya masuk!” saya tahu mata mereka sempat menangkap dua tonjolan di dadaku yang mengacung di balik kaosku.Ukurannya tak besar memang, tetapi cukup menggiurkan, who says they have to be big to be beautiful? Pernah terbayang di benakku saya menjadi istrinya, hidup dalam kemiskinan, meski mungkin the sex could be great. Sambil mengendus-endus di balik kemejaku mencoba menghirup udara yang lebih segar, saya mendongkol dalam hati. Duren tak tidur, saya tahu. Lalu sambil mengikat rambutku ke belakang membuat buntut kuda, perlahan-lahan saya membuka kedua pahaku & menutupnya kembali; saya bikin scene seperti Sharon Stone di Basic Instinct di mana ia memamerkan bulu kemaluannya saat diinterogasi polisi-polisi.Hmm.. Selama tiga tahun di SMP saya memperhatikannya! Tahu-tahu setelah makan, datang ide gila. Pertama kalinya saya mengkhianati kekasihku yang jauh. yang kalah & uangnya ludes tentunya harus berhenti main, kecuali ada yang meminjamkan. Lalu ke dekat pintu memungut sepatuku yang bertumit 10 senti.
