Nggak apaapa kok Pit, kataku menenangkan.Mulailah aku menaikturunkan pantatku menggesekgesek k0ntol di memeknya.Ooohh Jar ohhh desahnya sambil menggelinjang dan menggerakgerakkan pantatnya
Pipit.. Desi XXX boleh..hh, jawabku. Kulihat disebelahku Yudi dan Arman masih tidur. Pipit bertanya. Iya., jawabnya senang.Kami berkecipak kecipuk di air dekat air terjun.Sabunnya mana Jar, tanya Pipit.Aku melempar sabun ke Pipit. Kulihat disebelahku Yudi dan Arman masih tidur. Pipit dan aku serius merancang acara yg pas di sekitar air terjun. Aku diam. Aku masih curiga. Pipit bertanya. Sakit Pit.. Aku melihatnya.Segar kan?. Maksudnya?, tanya Pipit. Pipit melihatnya dan tersenyum.Kamu terangsang melihat aku bugil ya?, godanya. Dia tersenyum.Kalau begitu beri aku pembuktian bahwa dugaanku tentang Bu Neni dan Dona benar, katanya. Lalu mengangkat selangkanganku yg menghimpit selangkangannya, melihat memeknya dan k0ntolku. Dia tidak mau menoleh dan tetap melihat kearahku. Di teras rumah, Dona sudah berdiri, melepas Pipit dan aku dengan senyum khasnya.Jarak berjalan kaki menuju air terjun tidak terlalu jauh.