Aku sudah tidak tahan lagi!Segera aku membereskan koran dan majalah yang berserakan di ruang tamu, lalu aku pelan-pelan berjingkat menuju kamar Bulik Tin. Desi porn Emang Cuma kamu aja yang pinter? Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Walaupun masih dibatasi dengan kain sarung, tetapi aku sudah membayangkan halusnya tangan Bulik Tin itu.Aku kembali kecewa lagi, ternyata hanya sekejab saja Bulik menyentuh manukku itu. Aku hendak menjawab ketika Sinta mempercepat kocokanku
“Forget it, I just want this! Begitu dia mencintai Judo.“Pengen tau lebih lanjut ga nih? Your big cock, bro” Bibirnya mendesis, mencium bibirku meredam segala amarahku yang akan meletup. Aku merebahkan diri disamping Bulik Tin. Matanya yang sebening telaga tampak basah oleh air mata. Kuhampiri dia dengan setengah kesal. Rasa kenyal susu Bulik Tin menmanjakan pipiku sekarang.“Tahu ga tok? Yang ada malah stress dan pusing di jalanan. “Bagaimana kamu bisa sampai tahu begitu detilnya?” tanyaku
“Hahaha…yah, gini. Manukmu yo?” Tanya bulik sambil menahan senyum.Aku langsung mualu berat ketauan bulik kalo yang sakit memang manukku. Biasanya aku disuruh liat sendiri, kata Manto dia sudah liat semuanya, lalu dia mainan game Playstation
