Begitu melihat wajahnya, saya sempat terpaku. Desi XXX Tubuhnya juga melengkung ke atas, dan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan nafas yang sangat kencang. Saat itu saya tidak melihat bagaimana ekspresi dari Win, sebab saat itu saya sudah terlalu sibuk dengan sensasi yang saya rasakan di seluruh tubuhku. Saya coba untuk membuka vaginanya dengan kedua jari saya. Saya agak bingung juga menjawabnya. Lalu bartender itu bertanya, “Sukanya yang besar apa yang kecil?” tanyanya ramah. Permainan lidah ini saya peroleh pada pengalaman saya yang kedua, di mana pada saat itu saya benar-benar menjadi objek dari seorang wanita di sebuah kompleks Jakarta Pusat. Akhirnya saya minta yang sedang-sedang saja. Di belakang meja terdapat 2 orang wanita cantik sexy, salah seorang dari mereka sambil memberikan kunci ke bartender yang akan mengantarkan saya, terus menyanyikan lirik lagu dari Sephia,
“…Selamat tidur kekasih gelapkuuu…” secara berulang-ulang. Saya merasakan betapa enaknya saat penisku sesekali bertemu dengan vagina Win yang hangat.
