Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Lebih-lebih ketika kurasakan nafas Tante Ning dekat sekali dengan mukaku. Bokep Kulirik tadi, Tante Ning terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Ning yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. Tante Ning tersenyum. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Tante Ning mengusap pipiku.“Nanti sore kita rayain berdua,” katanya, suaranya pelan sekali. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Vagina Tante Ning mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagian liang vaginanya yang telah dibanjiri lendir. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Di rumah cuma ada Tante Ning dan si Mbok. Aku sempat berpikir waras, kami tidak boleh melakukan semua ini! Entah bagaimana, feeling-ku mengatakan bahwa Tante Ning “naksir” aku. Tiba di sana, Tante Ning rebah duluan di atas ranjang. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak.
