Nggak usah malu. XXX Hindi Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”
Wah! Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Nanti dulu, manis!”
Wah, kacau! “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan.
