Bule? Desi porn Sayang. Yah, aku sudah merasa cukup senang dengan kehidupanku sekarang tanpa harus terbebani kuliah seperti orang-orang kebanyakan yang lebih memuja akademik daripada skill.“Halo?”
“Ray?”
“Oh, Chie. “Chie..” desahku. Namun aku tak tahu harus tertawa ataukah menangis mendengar sindiran itu. Itu menyakitkan.Jay menunggu di ruang tamu. Aduh. “Ray…”
Ah! Namun yang kutemukan bukanlah pancaran liar dan haus yang biasa kurasakan saat-saat kami masih bersama. Merasakan kehangatan air matanya yang membasahi dadaku. Ironis. “Chie akan menikah enam bulan lagi.”
Ah? Nafsu sudah memenuhi rongga-rongga kepalaku, membuatku terengah dan mendesah saat rabaanku menemukan kemaluannya di balik roknya yang tersingkap. Bule? Jarang mungkin kita melihat seorang gadis indo dengan kulit putih, hidung mancung dan rambut kemerahan duduk menghabiskan waktu bersama teman-temannya di warung sate di pinggir jalan, dengan celana jeans sobek di lutut dan tangan yang melambai-lambai ke segala arah, setiap kata-kata riang keluar dari bibirnya. Aku tahu itu, aku bukan seorang bodoh. “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Kuparkir mobilku di depan pekarangan rumahnya. Di sebelahku, Jay menikmati kepulan asap rokoknya yang membuyar di balik dedaunan pohon yang