Yang pernah aku lihat kelamin wanita itu kecil, berbentuk segitiga terbalik dan ada belahan kecil di ujung bawahnya. Kegemaranku membaca inilah yang mendorongku bongkar-bongkar isi rak buku di kamarku di suatu siang pulang sekolah. Bokep Kuncinya hanya bisa dicabut dari arah kamar Tante. Aku lihat sekeliling. Begitu banyak manusia dan kendaraan berlalu lalang, sangat jauh berbeda dengan suasana desaku yang sepi dan hening. Berdiri tegak menjulang, bak mercusuar mini. Jariku mencari-cari putingnya. Luar biasa. Kulihat wajahnya, matanya terpejam. Sedaaaaaaaapp. Kembali dari lamunan nakal. Begitu rupa ia menstimulasi kelaminku, membuat aku cepat naik. “Terima kasih” kataku waktu ia melangkah keluar kamar. Padahal baru “kepala”ku yang tenggelam. Aku ingat kemarin, Tante mengulumiku di ruang tengah.Nikmat. Pinggul, meski baru lihat dari bentuknya saja, tak begitu lebar, proporsional, dengan pantat yang menonjol bulat ke belakang. Tapi ditepisnya tanganku. Sekaranglah waktunya! Esok siangnya, ketika kami baru saja melaksanakan ‘tugas’ nikmat dan masih terlentang berdua tanpa busana, kutanyakan pada Tante tentang semalam aku tak jadi menyaksikan ‘pertunjukan’ Tante dan Oom main. “Siapa saja” Aku pura-pura terpancing. ?Engga.? Di bawah perut itu ada rambut-rambut halus
