Aku serasa melambung lagi oleh orgasme yang ketiga, ketika sperma Ditto menyembur menghangatkan sudut-sudut liang kewanitaanku. Kali ini, kenikmatan itu mengantarkanku ke alam tak sadar untuk beberapa saat.Cukup lama aku tertelungkup di meja itu, terengah-engah, dibanjiri keringat, lemas sekali seperti setengah pingsan. Bokep China “Ah, nggak kok, ini kan Jumat, biasanya juga pulang telat”.“Biasanya kemana aja kalau Jumat malam?”. Namun karena tuntutan karier, ya sudahlah, aku langsung menginput data ke dalam notebook untuk diemailkan pada kantor pusat. Aku sudah kesetanan, segera kudekap kepalanya dan kutarik mendekati dadaku, dan kubusungkan kedua dadaku agar ia segera mengulum puting susuku. Aku segera menghampiri dispenser itu, mengambil gelas, dan menuangkan air ke gelasku.Pria yang sedang minum tadi tersenyum menyapaku, aku tersenyum balik, sekedar ramah tamah basa-basi. “Iya, biasa, Mas, akhir bulan. “Aku Puput.” Jawabku sambil tersenyum semanis yang aku bisa. Eh, omong-omong, Mbak kantornya di lantai berapa?”. Pria itu berbadan besar, tingginya sekitar 180-an lebih tinggi dariku yang tergolong jangkung. “Augh, cium yang aku mesra..!” Aku meracau tak karuan. sampai-sampai aku perlu meyakinkan diri kamu lagi?”
“Hihihi, ada-ada saja. Aku sudah kesetanan, segera kudekap
