nikmaatt.. Desi XXX utekan penisku sedalam-dalamnya.. dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan aju mundur.. Ide itu kudapat setelah ada seorang teman sekelasku yang tertidur sangat nyenyak di kelas, seperti pingsan hingga tak seorangpun bias membangunkannya, hanya karena dia memakan setengah butir obat kepunyaan ayahnya yang berprofesi dokter bedah. hh nikmat sekalii.. crep.. Beberapa saat kemudian lampu utama kamar dimatikan, dan kamar kini diterangi dengan bola lampu lima watt warna hijau.Kurasakan langkah yang berat mendekatiku, lalu terdengar bunyi tempat tidur berderit, tanda Bi Ningsih sudah merebahkan badannya di atas kasur. kuangkat pantatnya yang besar.. kutarik celana dalamnya.. bless.. mungkin karena terlalu ngantuk.. klek.. kurasakan tubuh Bi Ningsih sedikit bergerak-gerak.. aduhh nikmatnya.. aku pun enarik penisku perlahan-lahan.. Saking ngantuknya membereskan kain dan bajunya.Aku menelan ludah beberapa kali melihat gundukan buah dada Bi Ningsih naik turun seirama dengan desah nafasnya. hh nikmat sekalii.. maka akupun semakin berani. Lalu aku pindah posisi, lalu naik ke tempat tidur mendekati kedua kakinya.. aku pun enarik penisku perlahan-lahan..
