“Iya om”. Desi XXX Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. “Ih si om genit”, kataku sambil mencubit pinggangnya. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Dan akhirnya kembali meqiku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang klitku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir meqiku sambil menghisap klitku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, batangnya yang besar sudah kembali menyesaki meqiku. meqiku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang ruar binasa. Ketika menengadah kulihat batangnya telah berada persis didepanku. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar meqiku. Rupanya dia juga tidak dapat menahan maninya lebih lama lagi. Jarinya mulai sengaja memainkan klit-ku. Aku merasa lendir membanjiri meqiku. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. Makin ke dalam.. meqiku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang ruar binasa. Tak lama terasa ada getaran di hpku, si bapak pasti membalasnya, tetapi aku gak bisa membaca smsnya karena
