“Mel..” ucapanku tertahan karena Imel meletakkan jari telunjuknya di atas bibirku memotong perkataanku. Bokep China Kalau perlu tidak boleh ada orang lain yang duduk di situ selain Imel saja.Begitulah yang terjadi di flatku sore itu. “Oooh Sonnyyy… ufffssh”, dia mengerang sambil memejamkan matanya. Aku tetap belum mau terpancing (soalnya takut salah kira).“Iseng banget sih kamu”, aku menjawab sambil membalas senyumnya. Belum habis kebingunganku, tiba-tiba kurasakan kaki Imel menggelitik kakiku. Aku sendiri tidak suka dengan warna kuning karena norak sekali. Suaranya terdengar lebih mesra sementara nafasnya semakin berat. Setelah mampir di warung Mas Mono untuk membeli rokok kita berdua bergegas ke kamarku yang terletak di lantai 4. “Tau nggak apa sebabnya?” Imel berkata sambil menatap lekat wajahku. Imel seperti menendang secara perlahan hingga kembali mendorongku mundur. aku nggak tahan nich..” Imel lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya. dingin-dingin begini aku tidak bisa minum es.” Aku menjawab singkat sambil memperhatikan sepasang kaki Imel yang parkir di sebelah kakiku di atas meja.
