Belum hilang kagetku, wanita itu berkata lagi.. Segera aku buka beberapa situs porno yang menyuguhkan gambar-gambar yang sangat syurr. Desi XXX “Lho kok berhenti Mas, silahkan dilanjutkan”, wanita itu tersenyum manis. Puas menjilati, Rini memasukkan kontolku ke mulut mungilnya. Tampak beberapa meja kosong. Beberapa kali melakukannya sendiri terasa tidak nikmat lagi. Air maniku persis meleleh di mulutnya. Dengan tergesa-gesa aku pulang ke rumah kosku. Dia ternyata bukan karyawan, tetapi pemilik warnet nikmat itu. Kutarik dan kulemparkan celana dalamnya. Perlahan namun pasti penisku mengeras dan berdiri. Bulu halus membayang diantara celana dalam yang transparan karena basah. Di tangannya tergenggam sebuah benda mirip jagung. Tangan tak henti-hentinya bergerak dari kepala penis hingga batang penis paling dasar. Cok., kocok.., cek makin cepat aku mengocok dan..“Aahh.., uhh.., oohh”, aku mendesah keras. Aku mulai mencari tahu siapa si Rini itu sebenarnya. “Jangan Mas, aku takut hamil, aku sudah bersuami, yuk kocok-kocokan lagi!”, pintanya.Dan malam itu terjadi lagi seperti pertama kali aku bermasturbasi bersamanya.
