Uh, rasanya enak sekali.“Udah bersih juga Mas…” ia mengulanginya.Katanya datar saja. Tanpa kusadari kain penutup kepala kemaluanku sudah tersingkap, dan ini nampaknya dibiarkan saja oleh Endar, yang sekali-kali melirik juga ke arah kepala kemaluanku yang mulus dan besar itu.Lama-kalamaan, Endar semakin terbiasa dengan benda menakjubkan itu. XXX Hindi Kemudian kami pun berpisah dan saya harus kuliah di luar kota sedangkan Endar juga berkuliah di kota lain. Tetapi nampaknya tak mau masuk. Akhirnya saya tak tahan juga untuk mengeluarkan spermaku ke dalam liang kewanitaannya.Beberapa semprotan agaknya semakin menjadikan Endar semakin liar dan semakin meregangkan tubuhnya. Sambil meringis berbasa-basi sekenanya.“He… he… ada apa En..?” sapaku gelagapan.“Eh, Mas Bayu lagi ngapain..?” kata Endar yang nampaknya juga sedang menyembunyikan kegugupannya.Si Endar memang akrab dengan saya, ia sering minta bimbingan dalam hal pelajaran di sekolahnya. Akhirnya dalam hitungan detik muncul juga wajah si Endar ke dalam kamarku.Dalam waktu yang singkat itu, saya sempat meraih celana dalamku untuk menutupi kemaluanku. Erangan-erangan yang terkesan liar semakin membuatku bernafsu.Aku kecup putingnya, perutnya, dan pahanya. Tanpa kusangka, Endar menjerit sambil mengejang.“Terus Mas… terus Mas… saya sampaaiii… ouh… ouh…”