“Iihh.. Aku menghela nafas.. Desi XXX dek”, tanpa sadar aku melenguh, tubuhku bagai disetrum oleh kenikmatan. Mmmuuachh…. Wajahku ga jelek2 amat, bahkan orang bilang tubuhku kekar untuk seorang laki2, finansialku pun stabil. Aahh.. namun tetap aku ingin mengenal kepribadiannya, makanya aku ingin bertemu langsung dengannya. “Emhh, emang kamu belum pernah pacaran dek?” Tanyaku. Istriku pun tampak merem melek sembari mendesah menikmati. Payudaranya tegang dan putingnya mengeras. Aku yakin Rahmi sudah mulai terangsang, peniskupun sudah berdiri tegak dan ingin keluar dari sarangnya. Namun menurutku Rahmi lebih cantik jika pakai jilbab. “Hehe, kenapa dek, kamu suka gak?” Rahmi tidak menjawab karena malu. “Ohh.. Kata Rahmi.. “Itu maksudnya apa mas?” Rahmi sedikit menggodaku. Penisku mulai mengecil dan aku cabut dari vagina Rahmi.. Rahmi.. “Ih, kamu dek pura2 ga tau, malam ini malam dimana kita sudah sah sebagai suami istri, kalau sudah sah kita boleh melakukan itu”. Namun orang tuaku meyakinkan bahwa aku akan suka karena calon istriku adalah bintang sinetron. “Mas Bilar, malam ini kita ngapain?” Kata Rahmi polos. setelah beberapa saat aku lepaskan ciuman itu.. Terakhir kali jadian dengan cewek saat
