Pelan dulu Rom,” pinta mbak Ninok.Saat kepala tititku sudah masuk, mbak Ninok menggoyangkan pinggulnya sedikit, membuatku semakin mudah untuk memasukkan seluruh tititku. Desi XXX Tititku seperti dijepit dan tdk bisa kugerakkan. Naahh gitu Rom.”Lalu diapun kembali menjilati daerah telingaku. Lalu kejilati itilnya dengan semangat, tdk hanya itilnya, tapi juga bibir meki mbak Ninok yg tebal itu aku jilati. Sshh.. Keluarin lidah Romi, jilatin pentil Mbak, terus diemut juga. Oogghh.. Nggak mau nyium itil mbak?” pancing mbak Ninok sambil dua jari tangan kanannya menggosok-gosok daging kecil yg mencuat di bagian atas mekinya.“Mm.. Nih,” katanya sambil mengasongkan toketnya ke depan.“Diemut juga boleh Rom.” tambahnya.Aku yg sudah mabok alkohol, semakin pusing karena ditambah mabok kepayg akibat tantangan Mbak Ninok.“Boleh pok?” tanyaku lugu.“Dari dulu kan Mbak udah pengen buka “segel” Romi. Aku jadi mengikuti permainan lidah Mbak Ninok, lidah kami saling membelit, menjilat mulut masing-masing. Aagghh..”Croott… Crroott… Mbak Ninokpun menjerit kecil dan tubuhnya menegang, tangannya memeluk dengan kuat. Dengan lembut si Mbak menarik kepalaku dari toketnya, wajahku ditengadahkan, lalu dia mencium bibirku dengan penuh gairah. Dan akhirnya terbenamlah sudah tititku di dalam mekinya.
