Jangan lupa motormu dimasukkan” begitu kata Bu Chintya sambil tersenyum “iya Bu”, begitu jawabku singkat.Aku sendiri tidak habis pikir. Bokep China Ngga mungkin lah gadis cantiknya papa gak laku-laku??” sambungnya lagi dengan nada serius “eh” aku benar-benar tambah salah tingkah dengan ucapan beliau. Bahasa tubuhnya seolah memberiku ijin untuk beranjak ke bagian itu. Aku mencoba memainkan lidahku dengan maksimal disini, sambil tangan kananku merangsang bagian klitoris Bu Chintya. Aku juga tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana, aku benar-benar merasa aneh dan mati gaya. Begitulah pikiranku muluk-muluk, dan ternyata hujan tak kunjung reda. Dan apakah aku bermimpi saat ini? Tapi semakin aku melihat wajah cantiknya, semakin ingin rasanya aku mengakhiri permainan ini. Perlahan-lahan, Chintya menggeser tubuhnya sambil melepaskan liang terindahnya dari kemaluanku dengan hati-hati. Saya mau masuk dulu sebentar” kata Bu Chintya sambil menengok kearah jam yang tergantung disudut ruangan “eh, sudah malam Bu. Aku sedikit terkejut dan kembali gugup, secara reflek aku segera menarik keluar jariku dari lubang itu, tetapi dengan segera pula Bu Chintya memegang tanganku dengan tangan kirinya.
